Optimizing Human Capital Performance

Optimizing Human Capital Performance

Executive Breakfast Gatheringbertempat di Mercantile Athletic Club, Jakarta telah berlangsung dengan sukses dimana event tersebut diselenggarakan hasil kolaborasi antara PT Soltius Indonesia (SOLTIUS) dengan Quadrant Advisor Indonesia (QAI).

Acara dibuka oleh Faransyah Jaya, Business Director QAI. Faransyah membahas mengenai permasalahan yang sering dihadapi oleh perusahaan dimana menurut penelitian yang telah dilakukan sebanyak 95% karyawan tidak memahami strategi perusahaan dan goal yang diraihnya (Northon & Kaplan), 50% dari kapasitas karyawan menghabiskan waktu mereka dalam pekerjaan yang non productive (Corporate Strategy Board Research: Measures that matter).

Setelah itu Vera Febrina, Managing Director QAI menambahkan ada 6 inti dalam pelaksanaan usaha yang perlu dipertanyakan ke dalam perusahaan masing-masing yaitu apakah para karyawan bekerja dengan berfokus pada strategi perusahaan? (Alignment), Apakah para karyawan melakukan ketika diberikan kewajiban dari perusahaan? (Productivity), apakah kita mengoptimalkan investasi perusahaan melalui karyawannya? (Efficiency), Apakah kita dapat mengurus performance level yang telah ada? (Sustainability), Apakah kita dapat memastikan bahwa kita memiliki pasokan karyawan dalam pelaksanaan strategi perusahaan? (Scalability), Apakah setiap pekerjaan dari seluruh karyawan merupakan liabilitas yang signifikan? (Governance).

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Ketut S. Kayamana, Presiden Direktur SOLTIUS menjelaskan bahwa SOLTIUS berasal dari kata solusi dimana Soltius selalu siap untuk menghadirkan solusi atas berbagai tantangan bisnis, salah satunya dalam Human Capital Management. Tico mengatakan acara ini berfokus untuk menggali potensi yang ada dalam human capital management dan berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, dibuatlah acara gathering ini untuk memberikan solusi atas permasalahan tersebut.

Joni Ferrier, Value Advisor Expert, menjelaskan bahwa salah satu permasalahan dalam Human Capital Function adalah menyadari betapa sulitnya bagi HR untuk mengelengkapi perusahaan dengan banyak orang dari berbagai divisi untuk menjalankan strategi perusahaan dan yang membuat suatu bisnis sukses adalah pertama harus mengetahui kemana arah bergerak dengan mensetting strategy, kemudian ditentukanlah resources yang dipakai, dan yang terakhir adalah implementasi hal tersebut dan mengukur hasilnya.

Joni juga menjelaskan dalam setiap pekerjaan karyawan harus didasari dari strategi perusahaan dan goals, namun banyak karyawan sendiri tidak memahami strategi dan goals dari perusahaan. Perusahaan penting untuk melatih setiap karyawan dalam memahami strategi dan goalsnya, karena karyawan merupakan brand ambasador berjalan yang merepresentasikan suatu perusahaan dimanapun mereka bekerja. Karena hal tersebut, Joni menjelaskan dibutuhkan HR transformation yang pada akhirnya akan menjawab 6 inti permasalahan pelaksanaan usaha diatas. Langkah-langkah transformasi tersebut dimulai dari menjawab pertanyaan “apa yang perlu diubah dan dibangun dari Talent Capabilites?” dan setelah itu perlu dilakukan pemilihan Business Execution Software yang dapat membantu transformasi tersebut.

Joni memperkenalkan SAP Successfactors adalah global provider yang didasari oleh sistem Cloud untuk Human Capital Management (HCM) Software. Aplikasi ini cocok dalam hal integrates onboarding, social business dan collaboration tools, Learning management system (LMS), performance management, recruiting software, applicant tracking software, succession planning, talent management, dan Analisis HR. Untuk menunjukkan hal tersebut menjadi suatu bentuk realisasi, Harry Prabowo mendemokan SAP Successfactors kepada para peserta gathering. Adapun tanya jawab yang dilangsungkan para peserta sebagai bentuk ketertarikan terhadap fungsi SAP Successfactor yang telah dijelaskan.

Acara ditutup oleh Rama Yusril, General Manager of Technology QAI dengan menyimpulkan keseluruhan acara bahwa SAP Successfactors menjawab permasalahan atas Human Capital Management yang terjadi hampir disetiap perusahaan (8/5).