Latar belakang perusahaan

Perusahaan merupakan salah satu perusahaan badan usaha milik negara yang bergerak di bidang konstruksi. Berkantor pusat di Jakarta, perusahaan memiliki 6 anak perusahaan yang tersebar di 6 wilayah di Indonesia. Keenam anak perusahaan didirikan dengan fokus kelola utama yang berbeda-beda seperti pengelolaan properti, pembangunan gedung bertingkat, pembangunan properti sekitar LRT, penyediaan air minum, dan perbaikan Jalan lintas.

Perusahaan memiliki visi dan misi untuk menjadi korporasi yang inovatif dan berbudaya unggul dengan terus memberikan pelayanan terbaik untuk setiap pemangku kepentingan dan memajukan industri konstruksi di Indonesia.

Tantangan bisnis

Seiring dengan perkembangan bisnis, perusahaan perlu mengambil langkah untuk meningkatkan performa pengelolaan TI yaitu dengan melakukan ICT Maturity Level Assessment. Langkah ini dilakukan agar perusahaan dapat lebih mengetahui tingkat kematangan proses-proses TI yang berjalan serta menganalisis area atau tahapan proses  yang perlu diperbaiki dan dikembangkan.

Tujuan

Dengan menerapkan ICT Maturity Level Assessment, perusahaan berharap dapat mengetahui tingkat atau nilai maturitas (kematangan) tata kelola TI. Pada tahap assessment, data-data perusahaan dianalisis guna mendapatkan rekomendasi yang dapat membantu pembentukan strategi dalam meningkatkan kematangan tata kelola TI.

Selain itu, perusahaan harus bergerak gesit dalam memenuhi peraturan Menteri BUMN Nomor PER-03/MBU/2/2018 mengenai perubahan atas peraturan Menteri BUMN Nomor PER-02/MBU/2013 yang berhubungan dengan Panduan Penyusunan Pengelolaan Teknologi Informasi Badan Usaha Milik Negara.

Solusi

PT Mitra Integrasi Informatika (“MII”) mendapat kepercayaan untuk mengimplementasikan ICT Maturity Level Assessment guna meningkatkan performa pengelolaan TI, proses tersebut dilakukan dengan:

1. Melakukan analisis dan assessment terhadap kondisi arsitektur TI perusahaan saat ini.

2. Melakukan pengukuran tingkat maturitas proses pengelolaan TI perusahaan berdasarkan skala pengukuran COBIT.

3. Menetapkan target maturitas, menganalisis kesenjangan (gap analysis), dan memberikan rekomendasi perbaikan kinerja proses TI.

4. Menyusun strategi perbaikan proses TI dalam bentuk roadmap.

Hasil & Manfaat

Setelah perusahaan menerapkan ICT Maturity Level Assessment, perusahaan dapat dengan mudah menganalisis kondisi arsitektur TI serta mengukur tingkat maturitas proses pengelolaan TI dalam lingkungan perusahaan secara utuh. Perusahaan juga dapat memberikan rekomendasi perbaikan kinerja, menentukan target maturitas dalam proses pengelolaan TI, dan menyusun strategi untuk mewujudnyatakan rekomendasi perbaikan dan target maturity dengan akurat. Selain itu, perusahaan dapat bergerak lebih cepat dalam memenuhi peraturan Menteri BUMN Nomor PER-03/MBU/2/2018 yang berhubungan dengan peraturan sebelumnya mengenai Panduan Pengelolaan Teknologi Informasi Badan Usaha Milik Negara.

Dengan keterlibatan MII dalam proses implementasi ICT Maturity Level Assessment di perusahaan konstruksi tersebut, membuka peluang bagi MII mengimplementasikan solusi berkelanjutan yang dapat bermanfaat bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas implementasi Tata Kelola TI dalam organisasi. MII juga berperan dalam membantu perusahaan untuk memenuhi kepatuhan terhadap peraturan terbaru Menteri BUMN mengenai Panduan Penyusunan Pengelolaan Teknologi Informasi Badan Usaha Milik Negara.